Pameran Busana Lingkungan Greener Nation

JAKARTA. Sebanyak enam perancang busana Indonesia yang tergabung dalam Butik Fashion First (BFF) memberikan dukungan pada upaya pelestarian lingkungan dengan menggelar kampanye Greener Nation dan mengajak pecinta fashion lebih peduli pada lingkungan.

Para perancang busana tersebut adalah Barli Asmara, Ichwan Toha, Rusly Tjohnardi, Adesagi, Priyo Octaviano, dan Vera&Ina. Komunitas BFF adalah butik yang didirikan Frame 74 dan menjual karya desainer tersebut, termasuk karya mereka yang memerhatikan sisi lingkungan.

“Fashion First yang di pusat perbelanjaan Senayan City bekerja sama dengan Organisasi Konservasi WWF-Indonesia menggelar Greener Nation yang tujuannya menciptakan gaya hidup baru yang ramah lingkungan dan dimulai dari hal yang kecil,” kata Manajer BFF, Deli Makmur di Jakarta, Senin (12/10).

Deli menambahkan, Greener Nation akan berlangsung satu bulan, terhitung mulai Jumat (17/10) di Senayan City. Berbagai kegiatan mengedepankan prinsip-prinsip ramah lingkungan, misalnya peragaan busana yang untuk pertama kalinya dilakukan BFF tanpa menggunakan seremonial para model berjalan di atas catwalk.

“Fashion show karya enam perancang busana itu akan kami lakukan lewat sebuah film yang bisa diunduh atau dilihat di internet via youtube. Tujuannya untuk mengurangi beban energi yang digunakan dalam sebuah acara pagelaran busana. Lewat film kita bisa berhemat listrik, berhemat bahan bakar kendaraan juga,” kata Deli.

Acara lain untuk mendukung Greener Nation adalah peluncuran buku saku tentang eco-fashion berjudul The Greener Fashionista Guide yang berisi 10 tips gaya hidup hijau dalam dunia fashion.

Selain itu ada sebanyak tujuh tas kanvas yang berdesain unik juga diluncurkan sebagai ganti tas plastik. Tas dari bahan daur ulang itu dijual dan diberikan kepada pengunjung yang berdonasi Rp 100 ribu.

Sementara itu Direktur Iklim dan Energi World Wildlife Fund (WWF) Indonesia, Fitrian Ardiansyah mengungkapkan, menjadi pecinta fesyen yang ramah lingkungan berarti memilih bahan pakaian yang organik, meminimalisir penggunaan plastik sebagai pembungkus, dan membeli produk dalam negeri untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan sektor transportasi.

“Kadang dalam berpakaian kita lupa produk tersebut sebenarnya menggunakan sumber daya alam dan energi yang sangat besar. Dampak fesyen bagaimanapun juga turut menyumbang pemanasan global,” katanya.

Karena itu, lanjut Fitrian, WWF Indonesia menyarankan pecinta dunia fesyen mulai melakukan recycle dan reformat yakni mendaur ulang produknya dan membuat bentuk baru dari busana yang sudah lama sehingga tidak selalu membeli baru baju dengan bahan produksi yang menggunakan unsur kimia dan merusak lingkungan (Surabaya Post)

 
© free template by Blogspot tutorial